Jumat, 27 September 2013

Materi Tentang Drama (.doc)

A.      Pengertian Drama
Drama adalah suatu hasil imajinasi dari hati dan pikiran pengarang yang dapat diapresiasikan melalui kata-kata dan gerakan yang diperankan tokoh-tokoh tertentu dengan karakteristik yang dibawakan sesuai dengan karakteristik cerita yang akan diapresiasikan.

B.       Unsur-Unsur Pembangun Drama
Suatu drama akan terbentuk apabila memiliki unsur-unsur yang membangun. Unsur-unsur yang dimaksud diantaranya dibawah ini :
1.         Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun sebuah drama dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur instrinsik meliput :
a.         Tema
Tema adalah pokok pikiran yang mendasari lakon drama yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.
b.        Tokoh
Tokoh adalah orang yang berperan dalam sebuah drama. Dalam drama, tokoh diperankan oleh seorang actor yang dibedakan menjadi tiga, diantaranya :
·           Tokoh Protagonis, tokoh yang membangun cerita. Biasanya mendapat gangguan.
·           Tokoh Antagonis, tokoh yang menentang cerita. Biasanya memberi gangguan
·           Tokoh Tritagonis, tokoh pembantu cerita.
c.         Alur / Plot
Alur adalah rangkaian peristiwa dalam drama. Tahap-tahap yang dimaksud meliputi :
·           Eksposisi. Tahap ini disebut tahap perkenalan.
·           Konflik. Tahap ini disebut tahap kejadian.
·           Komplikasi. Di tahap ini, konflik-konflik semakin berkembang.
·           Krisis. Pada tahap ini berbagai konflik mencapai puncaknya.
·           Resolusi. Pada tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.
·           Keputusan. Tahap ini semua konflik berakhir dan cerita akan selesai.
d.        Latar / Setting
Setting adalah penjelasan tentang suasana tempat dan waktu yang ada dalam pertunjukan drama bila dipentaskan.
e.         Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton.

2.         Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang terjadi di luar drama, namun berkaitan dengan cerita drama tersebut. Adapun unsur yang dimaksud adalah :
a.         Sosial budaya
b.        Politik
c.         Hankam
d.        Agama
e.         Ideologi

C.      Jenis / Klasifikasi Drama
Drama, menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu drama baru ( modern ) dan drama lama ( klasik ). Dibawah ini penjelasannya :
1.         Drama Baru ( Modern )
adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertemakan kehidupan manusia sehari-hari.
2.         Drama Lama ( Klasik )
adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentag kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian tak masuk akal, dll

Selain jenis-jenis diatas, drama juga memiliki jenis-jenis yang berdasarkan isi kandungan cerita dalam drama tersebut, diantaranya :
1.         Drama komedi, drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan
2.         Drama tragedi, drama yang ceritanya sedih dan penuh kemalangan
3.         Drama komedi-tragedi, drama yang ada sedih dan juga ada lucunya
4.         Opera, drama yang mengandung music dan nyanyian
5.         Lelucon / Dagelan, drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka
6.         Operet / Operette, drama seperti opera tetapi ceritanya lebih pendek
7.         Pantomim, drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan
8.         Tablau, drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik aggota tubuh dan mimik wajah pelakunya
9.         Passie, drama yang mengandung unsur agama / religious
10.     Wayang, drama yang pemainnya berupa boneka.

D.      Ciri-Ciri Drama
Sebuah drama memiliki ciri khas yang menjadikannya itu unik dan berbeda dengan yang lain. Ciri-ciri yang biasa dimiliki drama, diantaranya :
1.         Pasti ada konflik
2.         Pasti ada aksi
3.         Harus diperankan
4.         Waktunya maksimal 3 jam
Tidak ada pengulangan

E.       Ragam Bahasa Drama
Bahasa juga berperan menciptakan suasana terpenting dalam cerita. Bahasa pun sangat penting hubungannya dengan tokoh. Di samping oleh perbuatannya, watak tokoh cerita dilukiskan melalui apa yang dikatakannya atau apa yang dikatakan oleh tokoh lain tentang dia sehingga bahasa berperan besar dalam mengungkapkan buah pikiran pengarang. Kalaupun tokoh-tokoh tidak mengungkapkan buah pikiran pengarang secara langsung, pembaca atau penonton akan menyimpulkan buah pikiran itu terutama melalui bahasa di samping perbuatan tokoh-tokoh cerita.
Penggunaan bahasa yang meliputi pelafalan dan intonasi harus relevan. Pemeran tokoh dituntut memerankan tokoh secara total sesuai dengan karakter tokoh. Logat yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku (daerah), usia, dan status sosial tokoh yang diperankan.
Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis, melainkan bahasa tutur. Pilihan kata (diksi) pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.
Dialog dalam sebuah dramapun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan bahasa. Namun mulai estetis tersebut tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus hidup. Artinya, dapat mewakili tokoh yang dibawakan. Untuk itu observasi di lapangan perlu dilakukan untuk membantu menulis dialog drama agar realistis.




F.       Nilai-Nilai Drama
Suatu drama pasti memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang dimaksud, diantaranya :
1.         Nilai Didaktis
Nilai didaktis merupakan nilai yang menyoroti khusus tenteng nilai pendidikan di dalam suatu drama tersebut. Adapun nilai-nilai pendidikan antara lain:
a.         Pendidikan Watak
Nilai pendidikan yang dapat diambil dari tokoh-tokoh dalam drama, sementara untuk menilai watak tokoh-tokoh tersebut perlu dipahami dengan tepat bagaimana cara pengarang menggambarkan perwatakannya tersebut. Dalam drama, kebanyakan karakter tokoh dilukiskan dalam dialog-dialog antar tokoh, dan dari dialog-dialog tersebut tercermin watak atau karakter para tokohnya.
b.        Pendidikan Sikap Hidup
Nilai pendidikan ini yang diambil dalam suatu drama untuk dapat menyikapi dalam sebuah kehidupan.
c.         Pendidikan Moral
Pendidikan ini nilai yang dapat diambil dari sebuah drama yang menyoroti tentang berbagai moral yang terjadi di masyarakat.
2.         Nilai Sosial
Woods menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum dan pengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
3.         Nilai Budaya
Menurut Koentjoro Ningrat menyatakan bahwa kebudayaan hanya dimiliki manusia yang tumbuh serta berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Nilai-nilai budaya tersebut meliputi:
a.         Bahasa
Bahasa merupakan cerminan budaya suatu daerah bahkan bangsa.
b.        Sistem Pengetahua
Dengan sistem ini pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang tergambar dalam drama kita dapat menilai budaya yang masih dipakai dalam pementasan drama tersebut.
c.         Sistem Peralatan
Dengan melihat sistem peralatan yang diperankan dalam pementasan drama, kita akan dapat mengetahui kebudayaan yang dianut.
d.        Sistem Religi

Sistem religi merupakan suatu kepercayaan terhadap Tuhan. Menggambarkan nilai-nilai kepercayaan yang dianut.

Atau DOWNLOAD file materi tentang drama.doc
 
Copyright © . DodySoft - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger